Sejarah Puputan Badung ada di BPAD Denpasar, Kok Bisa?

Bagi pecinta sejarah, mahasiswa, penulis, maupun masyarakat luas yang ingin tahu bagaimana kisah Heroik Puputan Badung yang terjadi tahun 1906 silam, bisa diulas pada buku 'Seabad Puputan Badung' Perspektif Belanda dan Bali.

Buku setebal 198 halaman ini dengan mudah bisa dijumpai di Perpustakaan Umum Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Kota Denpasar di Jalan Surapati.
Editor Helen Creese, Darma Putra, Henk Schulte Nordholt menterjemahkan kembali 3 teks Belanda yang salah satunya berupa laporan resmi pimpinan staf ekspedisi militer Belanda Jendral Rost Van Tonningen dan dua teks berupa laporan saksi mata.
Selain itu, juga diterjemahkan teks perspektif Bali diantaranya buku catatan harian Perang Badung 1906, Kidung (geguritan) bhuwanawinasa, cerita seorang wanita hamil muda tentang Puputan Badung, serta Babad Arya Tabanan.
Maket ini tersedia di museum tesebutCerita seorang wanita hamil muda mengungkapkan pengalaman yang berbeda, yaitu pengalaman dan perasaan seorang istri yang hamil muda sewaktu perang terjadi.

Wanita hamil muda tersebut bernama Jero Nuraga berasal dari Desa Penarungan, Mengwi. Dia merupakan istri dari AA Alit Badra, putra sulung dari Ida Cokorda Alit Ngurah Pemecutan yang bertahta di Puri Denpasar sampai tahun 1901.
Tulisan ini mengisahkan pengalaman Jero Nyoman Nuraga yang ikut rombongan wanita dan anak-anak dari Puri Denpasar untuk mengungsi ke arah barat menuju Desa Kerobokan lalu ke Legian sebelum pertempuran meletus.
foto ini diambil saat perang puputan badung
Dari Pengungsian di Legian, wanita hamil muda ini kembali ke Puri  dan berdiri di samping suaminya untuk ikut mempertahankan Kerajaan Badung dari gempuran pasukan Belanda.

Kisah selengkapnya, bisa langsung datang dan kunjungi Perpustakaan Umum BPAD Kota Denpasar.

Tak hanya bisa dibaca di tempat, buku ini termasuk buku-buku koleksi perpustakaan bisa dipinjam dalam jangka waktu 7 hari untuk yang sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan.


EmoticonEmoticon